Selamat datang di Ririz library
Bismillahirrohmaanirrohiim

Kamis, 10 Mei 2012

Penerapan Strategi Belajar

1. Mengulang : Menghafal bahan-bahan ke dalam ingatan dengan cara mengulang-ulang bahan tersebut. Contoh : Dalam materi pengukuran suhu, siswa diberikan rumus untuk mengkonfersi dari suatu satuan suhu yang satu ke satuan suhu yang lain. “ Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0ºC = 0ºR = 32ºF, maka hubungan skala C, R, dan F dapat ditulis sebagai berikut: tC = 5/4 tR tC = 5/9 (tF – 32) tC = 4/9 (tF – 32) Hubungan skala Celcius dan Kelvin adalah t K = tºC + 273 K.” Siswa diminta untuk sering mengerjakan soal-soal yang menggunakan rumus tersebut sehingga tidak langsung, siswa melakukan strategi belajar mengulang rumus tersebut.
2. Menggarisbawahi : suatu teknik untuk menemukan ide-ide kunci dari suatu teks sehingga membantu menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah ada.
Contoh : Dalam perkembangan selanjutnya, orang dapat membuat magnet dari besi, baj, atau campuran beberapa logam. Magnet buatan ini banyak dipakai dalam perangkat-perangkat elektronik, seperti bel listrik, telepon, dan mikrofon. Di samping membuat magnet, sekarang orang juga telah mampu mengatur kekuatan magnet sesuia dengan keperluan. Dengan demikian menurut asalnya magnet dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu magnet alam dan magnet buatan. Magnet alam adalah suatu benda yang sudah mempunyai sifat magnet sejak ditemukan,
sedangkan magnet buatan adalah suatu benda yang mempunyai sifat magnet karena dibuat oleh manusia.
3. Catatan Pinggir : Suatu strategi untuk menggaris bawah definisi penting, melingkari kata-kata yang dia tidak tahu, memberi nomor, dan membuat suatu daftar kejadian, mengidentifikasi kalimat yang membingungkan, dan menulis catatan dan komentar yang perlu diingat. Contoh: Penyebab punahnya suatu organisme antara lain: a. Tingkat reproduksinya yang rendah b. Ulah manusia yang tidak bertanggung jawab,misalnya membakar dan menebang hutan untuk lahan pertanian atau perumahan Banyak jenis tumbuhan dan hewan kehilangan habitatnya dan kini banyak yang spesiesnya makin langka. c. Perburuan liar , hampir semua tumbuhan dan hewan menjadi langka karena perburuan untuk diambil bulu, kulit, tanduk dan lain-lain.
4. Elaborasi : proses penmbahan rincian sehingga informasi baru akan menjai lebih bermakna.
4. a. Pembuatan Catatan matriks Contoh : Topik : OTOT Berdasarkan lokasi, struktur otot, dan kontrol dari saraf, otot dibagi menjadi tiga yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung. a. Otot polos, terletak pada organ-organ dalam, geraknya lamban, dan bekerja tidak dipengaruhi sistem otak sadar. Maka otot polos sering disebut otot tidak sadar. Geraknya teratur dan tidak cepat lelah. Berbentuk kumparan (gelendong atau spindel) dan kedua ujungnya meruncing. Setiap sel mempunyai satu inti yang terletak di tengah. b. Otot lurik, disebut juga otot rangka karena melekat pada rangka. Selnya berbentuk silinder dan memiliki banyak inti. Sel-sel otot membentuk serabut otot. Kumpulan serabut otot membentuk otot atau kamu sering menyebutnya daging. Bagian tengah otot menggembung dan kedua ujungnya yang keras mengecil disebut urat atau tendon. Tendon inilah yang melekat pada tulang. Otot lurik bekerja secara sadar atau di bawah perintah otak dan kontraksi yang terus-menerus menimbulkan kelelahan. c. Otot jantung, memiliki sifat seperti otot polos, terletak pada jantung, dan strukturnya menyerupai otot lurik. Namun otot jantung berbeda dengan otot lurik karena memiliki sel bercabang dan satu inti yang berada di tengah. Otot jantung termasuk otot tidak sadar dan dapat bekerja terus-menerus.




























4. b. Analogi : Pembandingan yang dibuat untuk menunjukkan kesamaan antara ciri-ciri pokok sesuatu benda. Contoh : Leukosit mirip seorang prajurit keamanan, Ketika tubuh diserang oleh bakteri patogen atau zat asing maka leukosit berfungsi sebagai prajurit keamanan dengan membunuh dan memakan bakteri patogen dan zat asing yang masuk ke dalam tubuh demi keamanan.
4. c. PQ4R Contoh : Misalnya pada materi Asam, Basa, dan Garam Siswa diberi bacaan A. Sifat-Sifat Asam, Basa, dan Garam Bagaimana rasa permen vitamin C atau kuah bakso yang diberi cuka? Tentu kamu akan menjawab rasanya masam. Pernahkah kamu mencicipi garam? Bagaimana rasanya? Bagaimanakah rasa jamu? Rasanya pahit atau manis? Rasa pahit merupakan salah satu sifat zat yang bersifat basa. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Apakah sifat asam, basa, dan garam itu? Coba kamu perhatikan larutan pembersih porselin atau keramik. Apa yang terjadi jika larutan pembersih tersebut terkena lantai keramik? Coba kamu simpulkan sifat-sifat asam! Pernahkah kamu mencuci dengan deterjen atau sabun? Apa yang kamu rasakan pada tanganmu itu? Apakah licin dan terasa panas? Seperti halnya dengan sabun, basa bersifat kaustik (licin), selain itu basa juga bersifat alkali (bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian). Kita dapat mengenali asam dan basa dari rasanya. Namun, kita dilarang mengenali asam dan basa dengan cara mencicipi karena cara tersebut bukan merupakan cara yang aman. Bagaimanakah cara mengidentifikasi asam dan basa yang baik dan aman? Kamu dapat mengenali asam dan basa dengan menggunakan indikator. Indikator yaitu suatu bahan yang dapat bereaksi dengan asam, basa, atau garam sehingga akan menimbulkan perubahan warna. Pertama siswa diminta untuk membaca cepat bacaan di atas (preview), lalu setelah itu guru memberi rangsang agar siswa bertanya tentang sesuatu yang belum diketahui karena mambaca cepat tersebut (Question). Pertanyaan tersebut di tulis di papan tulis, misalnya “Apakah hubungan antara asam, basa, dan garam?”. Lalu guru meminta siswa untuk membaca kembali bacaan secara teliti untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut (Read). Guru memberi refleksi untuk menghubungkan informasi baru di bacaan dengan apa yang diketahui sebelumnya, misal “ asam memiliki pH kurang dari 7 sedangkan basa memiliki pH lebih dari 7. Asam itu dapat dinetralkan (pH 7) dengan basa. Reaksi antara asam kuat dan basa kuat menghasilkan garam dengan pH 7.” (Refleksi). Dengan melakukan diskusi denga teman-temannya terjadi proses tanya jawab sendiri siswa tersebut (Recite). Setelah diskusi guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan secara lantang tanpa membaca bacaan. Setelah semua selesai, guru mereview seluruh bacaan dengan menghadirkan pertanyaan yang sama dengan tadi meminta siswa untuk menjawabnya kembali (Review)
5. Organisasi : pengidentifikasian ide atau fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar.
5. a. Outlining Contoh : Pada pembahasan Pencernaan makanan pada manusia. Diawali dengan pengertian pencernaan, selanjutnya diuraikan tentang macam pencernaan yaitu pencernaan mekanik dan kimia. Sebelum memasuki proses pencernaan makanan, siswa diperkenalkan dahulu dengan organ pencernaan dan enzim yang ada di organ-organ tersebut. Dalam memperkenalkan organ pencernaan tersebut dipaparkan juga bagaimana mekanisme pencernaan makanan di dalamnya. Setelah itu, baru diulas tentang makanan dan kesehatan, makanan yang sehat dan bergizi harus mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Bab terakhir adalah memaparkan kelainan pada sistem pencernaan yang timbul karena infeksi bakteri, keracunan, dan kebiasaan makanan yang salah
5. b. Mnemonics
Pemotongan (chunking) Contoh : Kebanyakan siswa sulit untuk membedakan nama latin dari taksonomi tumbuhan apakah itu termasuk kelas atau ordo. Untuk itu untuk mempermudah mengidentifikasi, setiap ordo diakhiri dengan kata ales sedangkan kelas dengan kata aceae. Misal Solan-ales dan solan-aceae lebih mudah membedakan solanales adalah ordo dan solanaceae adalah kelas daripada ditulis solanales dan solanaceae.
Akronim Contoh : Mewakili huruf pertama dari tiap kata dalam suatu deretan kata. Kata LIPAT adalah suatu mnemonics yang digunakan siswa untuk mempermudah menghafalkan nama-nama enzim yang ada di usus halus (LIpase, Pepsin, Amilase, tripsin.
6. Metakognitif : berfikir siswa tentang berfikir mereka sendiri dan kemampuan secara tepat menggunakan strategi belajar. Contoh : Kemampuan siswa untuk memilih strategi belajar mana yang dipilih siswa agar mempermudah dia dalam pemahaman dan penyimpanan memori di memori jangka panjangnya. Misal ketika siswa tersebut dihadapkan pada materi yang berupa ulasan panjang maka dia dapat menggunakan strategi belajar berupa menggaris bawahi, sedangkan ketika dia dihadapkan pada materi yang mengenalkan kata-kata asing maka dia memilih menggunakan strategi belajar kata berkait, sedangkan ketika dihadapkan pada materi yang berisi perbedaan atau persamaan dari satu obyek ke obyek yang lain maka di menggunakan strategi belajar pembuatan catatan matriks.

1 komentar:

  1. ini postingnya da bagus mbak riris,uda banyak contoh penerapan strategi2 yang nantinya dapat memudahkan siswa untuk belajar....

    BalasHapus